Minyak mentah dunia di pasar global terpantau mengalami pelemahan harga selama perdagangan Kamis pagi (1/6/2023). Mengutip Reuters, harga minyak mentah jenis Brent berjangka untuk pengiriman Agustus turun 40 atau 0,6 persen menjadi 72,20 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 39 sen, atau 0,6 persen, hingga harganya anjlok di kisaran 67,70 dolar AS per barel. Anjloknya perdagangan minyak hari ini, melanjutkan penurunan harga minyak Brent dan WTI yang beberapa hari lalu terus mengalami penyusutan nilai lebih dari 1 dolar AS.
Pelemahan harga minyak terjadi menjelang disahkannya kesepakatan kenaikan pagu utang Amerika, kendati Presiden Joe Biden telah sepakat untuk menaikan plafon utang federal Amerika sebesar 31,4 triliun. Sayangnya kebijakan tersebut ditentang keras oleh sejumlah anggota Partai Republik sayap kanan. Salah satunya Gubernur Florida Ron DeSantis, yang terang – terangan menolak kebijakan Biden. DeSantis menilai kebijakan ini hanya akan menghambat pertumbuhan Amerika karena kenaikan pagu utang berpotensi mendorong The Fed untuk mengerek naik suku bunga ke level tertinggi Alasan ini yang membuat kesepakatan pagu utang kian memanas dan tak kunjung menemukan titik terang, hingga membebani prospek penjualan minyak mentah.
Perbandingan Hasil Survei Terbaru Capres Cawapres di Jateng, Ganjar Mahfud Aman di Kandang Banteng? Halaman 3 Timnas U 20 Indonesia akan TC di Qatar Persiapan Piala Dunia U 20 2025 Bolasport.com Video Penjelasan Wali Kota Depok Jelaskan Ketentuan Berobat Gratis dengan KTP Agar Tak Salah Kaprah Wartakotalive.com
Pengungsi Rohingya Sudah Masuk Pekanbaru, 13 Orang Luntang lantung di Kota: Kami Tidur di Jalan Halaman 3 VIDEO Tentara Israel Nodai Masjid di Kota Jenin dengan Lantunkan Doa Yahudi Pakai Pengeras Suara Serambinews.com Perdebatan Transfer Kylian Mbappe dari PSG, Arsenal Kontra Liverpool Muncul, Real Madrid Acuh Banjarmasinpost.co.id
Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel Tak hanya itu anjloknya harga minyak di perdagangan hari ini juga dipengaruhi oleh adanya kontraksi pada aktivitas manufaktur Tiongkok. Dimana indeks manufaktur (PMI) turun menjadi 48,8 dari 49,2 pada April. Apabila indeks PMI terus mencatatkan penurunan, maka permintaan minyak mentah akan terseret turun di tengah meningkatnya produksi di kilang minyak AS. Imbasnya harga minyak dunia akan melanjutkan penurunan hingga anjlok ke level terendah.
Belum diketahui sampai kapan penurunan akan terus terjadi, namun para analis pasar menghimbau agar investor tetap berhati hati agar kerugian tak semakin membengkak. “Kami memiliki data China yang lebih lemah dari perkiraan, situasi batas utang, pengeluaran datar selama dua tahun, dan kemungkinan kenaikan suku bunga bulan depan membebani pasar," kata Direktur Energi Mizuho, Bob Yawger.