Ahli kesehatan paru, dr. Januar Habibi, B.Med.Sc, Sp.P. mengatakan, polusi udara tidak hanya dapat berisiko merusak paru paru melainkan organ lainnya. Karena itu, penting untuk kembali mendisplinkan diri penggunaan masker. Ia menjelaskan, polusi udara terdiri dari berbagai partikel pencemar, satu di antara yang paling dominan dan berbahaya adalah PM 2,5.
Dengan ukuran 2,5 mikrometer, partikel ini bisa terhirup masuk sampai ke dalam paru paru dan menyebabkan berbagai gangguan. "Kualitas udara yang dihirup sangat berpengaruh terhadap kesehatan paru. Menghirup udara yang tidak sehat atau berpolusi akan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan, tidak hanya paru namun juga organ lainnya seperti jantung dan otak," kata dia saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (1/9/2023). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, di akhir Agustus 2023 Jakarta mencatatkan udara Jakarta berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Ia memaparkan, secara alami, bulu hidung berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup. Namun pada kondisi udara yang sangat berpolusi dibutuhkan penyaring bantuan berupa masker. Wacana Pengungsi Rohingya Mau di Satu Tempatkan, Warga Aceh Tamiang dan Gayo Lues Beri Ancaman Serambinews.com
Begini Saran Dokter Paru untuk Jenis Masker saat Polusi Udara Sosok Nuramalina, Keponakan Ashanty Selain Millen Cyrus Ikut Terseret Imbas Pengakuan Nindy Ayunda Halaman 3 Korban Dugaan Penggelapan Uang Arisan Ngeluruk ke Polsek Batibati, Laporkan Bandar yang Menghilang Banjarmasinpost.co.id
Benjamin Netanyahu dan Komandan Militer IDF: Apa yang Terjadi di Shujaiya Adalah Hal yang Sulit Halaman 4 "Masker ini untuk mencegah agar zat polutan (terutama dengan ukuran partikel yang sangat kecil) agar tidak masuk ke dalam sistem pernapasan," ujar dokter yang berpraktik di RSPP ini. Lalu masker apa yang tepat untuk melindungi dari paparan polusi udara? Pulmolog ini mengatakan, tipe masker tentunya disesuaikan dengan pajanan polusi.
"Memang masker KN95 lebih bagus memproteksi diri karena mampu menyaring partikel halus. Tapi kembali lagi disesuaikan budjet,"urai dia. Sementara untuk, masker kain tidak disarankan. Karena memiliki pori yang besar apalagi saat dicuci.
"Masker itu sebaiknya tidak cuci dengan kasar, karena akan memperlebar pori sehingga mempermudah zat masuk," jelas dia. Selain masker, dokter yang berpraktik di RSPP ini mengingatkan cara penggunaan masker yang tepat. "Harus sesuai dengan ukuran muka. Harus nempel tidak ada celah yang terlihat serta diganti 3 4 jam sekali," jelas dr Jauhar.
Selain menggunakan masker secara rutin, masyarakat sebaiknya bersikap bijak menghadapi kualitas udara yang memburuk. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain dengan memantau kualitas udara melalui aplikasi atau website, memeriksa emisi kendaraan yang digunakan, memilih BBM dengan pembakaran yang baik, serta membatasi penggunaan kendaraan bermotor. Pilih area yang banyak pepohonan, karena dari beberapa penelitian terbukti bahwa pepohonan dapat membantu menyaring polusi udara.
Kondisi ini menggerakan MS Glow ikut mengkampanyekan edukasi pentingnya memakai masker bagi masyarakat. Telah dibagikan seribu masker sepanjang September ini kepada warga Jakarta. Pihaknya mengakomodir kebutuhan ini dengan membuat pengguna masker betah menggunakan masker KosmeMask sebagi masker pertama di Indonesia dengan kandungan NanoSilver. "Upaya perawatan dan perlindungan tubuh selalu menjadi fokus kami. Kami terpanggil untuk aktif turun tangan dalam persoalan yang tengah dihadapi masyarakat saat ini yakni kulitas udara buruk,” ungkap founder Ms Glow, Shandy Purnamasari.
Sebelumnya, kampanye penggunaan masker pun mulai digaungkan kembali. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) misalnya dalam Surat Edaran meminta kepada seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk memastikan ketersediaan masker sebagai upaya memproteksi polusi udara. Adapun masker itu khusus untuk memfiltrasi polusi udara PM2,5.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.